The First Best and For The Last Forever

Pdt. Okkie Laloh

FR: “Happy Anniversary”!! Pasti dapat berkat yang luar biasa di ulang tahun pernikahan ini. Cerita dong Pak berkatnya, bagaimana Bapak ngelewati waktu 34 tahun bersama dengan Ibu?

“Bagi saya, memiliki anak yang mencintai dan melayani Tuhan, juga menantu yang mencintai Tuhan dan melayani Tuhan adalah berkat yang paling indah. Buat kami anniversary itu suatu hal yang luar biasa, karena Tuhan beri kemampuan selama 34 tahun ini kami jalani tanpa ada rasa cemburu, skandal atau love affair, jadi saling percaya aja. Padahal pekerjaan kami masing-masing cukup riskan dalam masalah cemburu. Ibu bekerja di dalam sebuah ruangan praktek dengan pasiennya, jadi kalau ada pasien yang iseng, saya juga gak bisa sembarangan masuk ke ruang praktek dengan seenaknya. Sedangkan saya sendiri di dalam ruang konseling. Kita selalu menjaga dengan saling terbuka satu dengan yang lain.”

FR: Kalau boleh tahu, kapan Bapak pertama kali jatuh cinta? Lalu bagaimana sampai akhirnya Bapak menikah dengan Ibu?

“Saya maunya yang first, saya gak mau second love. Waktu itu kita masih SMA (17tahun). Ibu kan Khatolik, dia ngambek karena saya masuk sekolah Teologi di Malang. Kita sempat putus satu tahun. Saat saya masuk Teologi, saya korbankan karir saya, pendidikan dan saya berikan hidup saya buat Tuhan, tapi saya hanya minta satu hal pada Tuhan supaya Tuhan kembalikan dia untuk saya. Dan ternyata benar Tuhan kembalikan.”
Ibu Pardewi (istri Bapak Okkie) yang saat itu duduk disamping Bapak, menambahkan, “waktu itu saya kirim kartu, tapi dibalasnya pake surat. Saya sih gak ada feeling apa-apa waktu kirim kartu itu. Teman saya kan banyak” jawab Ibu sambil senyum.
“Haha… dia kirim kartu, saya balas pake cinta.” Sahut Pak Okkie sambil tertawa.

FR: Teman Ibu kan banyak, pasti waktu itu banyak juga teman cowok yang dekat dengan ibu. Lalu apa yang membuat ibu memilih bapak dari pada pria yang lain?

Spontan Bapak menjawab, “Gimana gak banyak yang ngejar, kan waktu itu Ibu peragawati kampus. Ha..ha… Nih, lihat…!!” Bapak tertawa sambil menunjukan foto-foto Ibu waktu muda.
Ibu tersenyum malu. “Apa sih, ini dari mana?” sambil merebut foto yang Bapak tunjukin ke Tim FREEDOM. (Ternyata Ibu Pardewi waktu muda, cantik dan stylist banget lho…!!)
“Karena kalau teman-teman yang lain kan, yang datang keren, pake mobil. Tapi kalau saya enggak, saya jemput ibu pake kendaraan umum atau naik becak”.
“Apa yah…?! Gak ada, gak ada alasan. Tapi mungkin karena Bapak itu orangnya geli-an kalau megang cewek, jadi dia gak pernah macem-macem. Mungkin karena itu, karena dia 'bersih' dan gak macem-macem sama cewek.”

FR: Ceritain dong Pak, waktu itu Ibu sama Bapak pacarannya gimana? Kan lumayan lama tuh, pacarannya…

“Kita pacaran, gak ada malam mingguan. Karena kita pacarannya jarak jauh. Malam minggu saya persiapan untuk pelayan hari minggu, jadi minggu malamnya setelah pelayan baru kita bisa ketemu. Hari seninnya saya pulang ke Bogor”

FR: Bapak setuju gak dengan Love is Crazy? Ada pengalaman pribadi gak Pak?

“Ya, memang cinta itu bisa dibilang gila. Waktu itu saya datang ke rumah Ibu dan kita ngobrol di teras rumah. Saya paling takut dengan Oma nya, karena Oma nya gak suka kalau Bu Pardewi berhubungan dengan saya. Saat itu saya baru memesan baso, tiba-tiba Oma nya datang. Spontan saya langsung lompat pagar dengan semangkuk baso yang masih panas di tangan saya. Gilanya, saya gak ngerasa kepanasan. Ha…ha…ha…”

Tahu nggak sih?

  1. Bpk. Pdt. Okkie Laloh adalah Gembala Sidang GSJA Calvary.
  2. 34 tahun usia pernikahan mereka dan telah dikaruniai 3 orang anak yang cinta Tuhan.
  3. Pak Okkie jatuh cinta pertama kali pada usia 17 tahun. Ibu Pardewi adalah cinta pertama dan terakhir untuk Bpk. Okkie.
  4. Selama 7 tahun pacaran, mereka pernah putus selama 1 tahun. Kartu ucapan yang dibalas dengan sepucuk surat cinta yang membuat hati Ibu Pardewi lumer.
  5. Dulu pernah memiliki usaha transportasi terbesar di Bogor, lalu tiba-tiba mengalami kebangkrutan. Karena ia tidak mau mengandalkan siapaun selain Tuhan, Pak Okkie pernah narik bemo dan Ibu Pardewi satu-satunya orang yang mau nemenin dan ikut narik bemo berdua ( so sweet….). Eh, tapi itu bukan semata-mata demi memenuhi kebutuhan keluarganya aja loh, tapi juga untuk perintisan jemaatnya.

0 comments: